GOOD TEACHING is as much about passion as it is about reason. It’s about not only motivating students to learn, but teaching them how to learn, and doing so in a manner that is relevant, meaningful, and memorable. It’s about caring for your craft, having a passion for it, and conveying that passion to everyone, most importantly to students.
A praise that Allah praised Himself with, indicating to His servants that they too should praise Him, as if Allah had said, `Say: All thanks and praise is due to Allah.’ It was said that the statement!
SENI ITU INDAH
Monday 14 July 2014
Saturday 10 May 2014
GUNUNG DATOK, REMBAU NEGERI SEMBILAN, 26 APRIL 2014
Ketinggian sebenar GUNUNG DATOK adalah sekitar 2000 kaki.
Ketinggian yang tercatat adalah ketinggian Gunung Rembau, yang mana, Gunung
Datuk ni sebenarnya adalah permatang yang menganjur dari Gunung Rembau; dan puncak
sebenar Gunung Datuk tidak dapat dicapai berikutan tiada laluan yang jelas
untuk ke sana. Kemungkinan, puncak Gunung Rembau adalah puncak sebenar
Gunung Datuk.
UPSI-NETBALL 10 MEI 2014
Tahniah dan syabas! T kasih atas krjasama smua. Smart team. Ad krjsama n spport dlm kmpln... appun Alhamdullih. Maaf klo ad trlbih dn trkurang.
#trjalinslturahimsesamakita! Love u all "muah setepek!"
#trjalinslturahimsesamakita! Love u all "muah setepek!"
Monday 5 May 2014
CANDI BUDDHA KALASAN, YOGJAKARTA
10 APRIL
2014 :
Candi Budha (Kalasan) Tertua Di Yogyakarta.
Candi
Kalasan terletak di Desa Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Pulau Jawa, Indonesia. Nama Lain dari Candi Kalasan adalah Candi Kalibening
merupakan candi berkategori candi Buddha,
Candi Kalasan mempunyai 52 stupa yang terletak di sisi jalan
raya antara Yogyakarta dan Solo yang terletak sekitar 2 km dari candi
Prambanan.
Pada
awalnya hanya Candi Kalasan yang ditemukan di daerah ini, namun setelah
teliti lebih dalam lagi, ditemukan lebih banyak lagi bangunan pendukung yang
terdapat di sekitar candi ini. Selain candi Kalasan dan bangunan lainnya
juga ada tiga buah candi kecil di luar bangunan candi utama candi kalasan, yang
berbentuk stupa.
Candi Kalasan atau yang sering biasa disebut juga dengan Candi Tara merupakan bangunan candi suci yang dipersembahkan bagi sang putri Dewi Tara dan biara bagi para pendeta pada zaman dahulu. Candi Kalasan di bangun sebagai penghargaan atas perkawinan antara Pancapana dari dinasti Sanjaya dengan Dyah Pramudya Wardhani dari dinasti Syailendra. Candi tara ini selesai di bangun pada tahun 778M, sehingga menjadikan candi ini Candi Budha tertua di Yogyakarta.
MERAPI YOGJAKARTA
11 APRIL
2014
Mount
Merapi, Gunung Merapi (literally Fire Mountain in Indonesian/Javanese), is an
active stratovolcano located on the border between Central Java and Yogyakarta,
Indonesia. It is the most active volcano in Indonesia and has erupted regularly
since 1548. It is located approximately 28 kilometres (17 mi) north of the
large Yogyakarta city, and thousands of people live on the flanks of the
volcano, with villages as high as 1,700 metres (5,600 ft) above sea level.
Smoke can
be seen emerging from the mountaintop at least 300 days a year, and several
eruptions have caused fatalities. Pyroclastic flow from a large explosion
killed 27 people on 22 November in 1994, mostly in the town of Muntilan, west
of the volcano.Another large eruption occurred in 2006, shortly before the
Yogyakarta earthquake. In light of the hazards that Merapi poses to populated
areas, it has been designated as one of the Decade Volcanoes.
On 25
October 2010 the Indonesian government raised the alert for Mount Merapi to its
highest level and warned villagers in threatened areas to move to safer ground.
People living within a 20 km (12 mi) zone were told to evacuate. Officials said
about 500 volcanic earthquakes had been recorded on the mountain over the
weekend of 23–24 October, and that the magma had risen to about 1 kilometre
(3,300 ft) below the surface due to the seismic activity. On the afternoon of
25 October 2010 Mount Merapi erupted lava from its southern and southeastern
slopes.
The mountain was still erupting on
30 November 2010 however due to lowered eruptive activity on 3 December 2010
the official alert status was reduced to level 3.[5] The volcano is now 2930
metres high, 38 metres lower than before the 2010 eruptions.
After a
large eruption in 2010 the characteristic of the Mount Merapi was changed. On
November 18, 2013 Mount Merapi burst smoke up to 2,000 meters height, one of
its first major phreatic eruption after the 2010 eruption. Researchers said
that this eruption occurred due to combined effect of hot volcaninc gases and
abundant rainfall.
Sunday 6 April 2014
PAINTING (NATURE)
Painting is
the practice of applying paint, pigment, color or other medium to a surface
(support base). The medium is commonly applied to the base with a brush but
other implements, such as knives, sponges, and airbrushes, can be used.
Paintings may have for their support such surfaces as walls, paper, canvas,
wood, glass, lacquer, clay, leaf, copper or concrete, and may incorporate
multiple other materials including sand, clay, paper, gold leaf as well as
objects.
MIXMEDIA ...
CONTOH PROPOSAL
MURAL SEBAGAI MEDIA APRESIASI SENI
Satu kajian di Sekolah Menengah Daerah Kerian Perak.
1.1 LATAR
BELAKANG
* Mural dan persekitaran masyarakat
* Mural dan persikataran sekolah
* Jenis mural
* Fungsi mural
- mural estetik (hanya
untuk keceriaan)
-
mural seni (ada content di sebalik mural)
-
mural estetik dan seni
Mural adalah merupakan satu bentuk karya
seni yang paling hampir dengan warga sekolah jika dibandingkan dengan lain-lain
karya. Ini kerana pihak sekolah yang dituntut untuk menghasilkan keceriaan
telah memilih mural sebagai salah satu elemen yang wajib ada selain hiasan
lanskap. Pelbagai bentuk, media dan persembahan mural dihasilkan oleh warga
sekolah yang terdiri daripada guru dan pelajar. Penghasilan mural ini
lebih bertujuan kepada pertandingan dan pengindahan. Mural yang dihasilkan agak
banyak di sekolah menengah telah memperlihatkan bahawa warga sekolah menjadikan
mural sebagai salah satu elemen penting yang mesti ada dalam proses menceriakan
kawasan sekolah serta menaikkan imej sekolah. Menurut Abd Rahman Abd Rashid
(2001), sekolah berkesan juga menonjolkan imej dan prestasi sekolah yang tinggi
dalam segala bidang, sama ada intelektual, moral, sosial dan kerohanian. Selari dengan perkembangan ini, jumlah
mural yang banyak sahaja tidak dapat menentukan bahawa warga sekolah
benar-benar memahami tentang seni yang mana seterusnya berlaku apresiasi. Bagi
mengapresiasi sesebuah karya seseorang perlu memiliki pengetahuan yang mendalam
tentang latar belakang seni itu sendiri.
Apresiasi seni ini adalah proses
penghayatan seni yang merangkumi aspek-aspek pengetahuan, membuat pertimbangan,
penyataan diskriminasi dan penghargaan terhadap karya seni. Apresiasi seni juga
menitikberatkan aspek kritikal serta aspek emosional terhadap karya seni. Bagi Hurwitz
dan Day (2001), apresiasi bermaksud menghargai dan pemahaman mengenai konsep
apresiasi seni adalah melalui pencarian dan penyaluran maklumat yang terdapat
pada karya seperti maklumat mengenai artis atau pengkarya, maklumat mengenai
bahan yang digunakan untuk menghasilkan karya, gaya dan aliran seni karya serta
aspek sejarah karya tersebut. Justeru itu sudah sewajarnya satu kajian perlu
dijalankan untuk mengetahui dan menilai tahap intelektual pelajar terhadap
seni melalui mural yang bertindak sebagai
media apresiasi seni.
1.2
PERSOALAN
KAJIAN (lebih kurang 5 halaman)
* Hubungan mural dan apresiasi seni
-
apresiasi
seni terhadap aspek formal mural
-
apresiasi
seni terhadap aspek content mural
* Hubungan mural dengan apresiasi seni
persekitaran sekolah
-
apresiasi
seni di kalangan pelajar
-
apresiasi
seni di kalangan warga pendidik
-
apresiasi
seni di kalangan ibubapa
* Rasional pemilihan persoalan kajian
-
Dapat
mengetahui jenis-jenis dan fungsi mural yang terdapat di sekolah menengah di
persekitaran daerah kerian perak
-
Dapat
mengetahui setakat mana apresiasi seni di kalangan pelajar-pelajar terhadap
mural yang terdapat di persekitaran sekolah mereka.(aspek formal atau aspek
content mural)
-
Dapat
mengetahui sejauh mana kualiti pendidikan seni yang ada disekolah sekarang
membantu pelajar dan warga pendidikan mengapresiasi seni
1.3 Rumusan Persoalan
Dari persoalan di atas
pengkaji telah merumuskan tiga persoalan yang dianggap menarik , penting dan
perlu dikaji, tiga persoalan pokok
tersebut adalah:
1.3.1
Apakah
bentuk dan fungsi mural yang terdapat di sekolah menengah daerah Kerian, Perak.
1.3.2
Bagaimana
tahap aprisiasi pelajar dan warga pendidik di Sekolah Menengah daerah Kerian
terhadap mural yang terdapat di sekolah mereka.
1.3.3
Sejauh
mana mural dapat bertindak sebagai media yang berkesan dalam
memberi kefahaman tentang seni
tampak bagi pelajar dan warga pendidik sekolah menengah daerah Kerian Perak.
1.4 BATASAN KAJIAN
1.4.1 Fokus Kajian
Kajian ini akan menyentuh tentang mural sebagai
media apresiasi seni. Fokusnya pada jenis dan tahap apresiasi seni oleh pelajar
dan warga pendidik di beberapa sekolah terpilih di daerah Kerian Perak. Hal ini
akan memberikan gambaran sebenarnya adakah mural menjadi salah satu media
apresiasi seni di sekolah mengikut yang sepatutnya dalam konteks seni.
1.4.2 Batasan Tempat
Kajian ini akan dijalankan di beberapa buah sekolah menengah di Daerah
Kerian, Perak sahaja. Pemilihan sekolah tersebut berdasarkan pada kuantiti dan
kualiti mural yang terdapat di sekolah tersebut. Walaupun ia tidak dapat
memberikan gambaran yang tepat secara keseluruhan fenomena tersebut di Malaysia
tapi sekurang-kurangnya dapat dijadikan tolak ukur tahap apresiasi seni di
kalangan pelajar dan warga sekolah
(Item di bawah juga boleh dimasukkan dalam persoalan kajian)
Setiap sekolah menengah digalakkan menghasilkan mural untuk menceriakan sekolah. Proses pembuatan melibatkan pelajar dan guru pendidikan seni visual. Walaubagaimanapun karya ini bersifat kelompok dan diharapkan dapat mencerminkan indentiti sekolah maka idea pembentukannya melibatkan ramai orang terutama guru pendidikan seni visual, pelajar-pelajar malahan guru-guru lain yang berminat untuk bersama-sama menceriakan suasana sekolah.Dalam perkembangan lain mural terhasil di atas desakan untuk keceriaan di peringkat sekolah ataupun di peringkat yang lebih tinggi.
Walaupun
mural adalah merupakan satu bentuk karya yang mudah dilihat di sekolah
berbanding karya-karya lain seperti lukisan,catan dan arca, namun begitu adakah
karya mural ini dapat mencelikkan pelajar tentang seni melalui penghayatan dan
apresiasi. Menurut Mohd Johari Ab.Hamid (2004), sesiapa sahaja yang meminati
bidang seni boleh menjadi penghayat seni yang baik. Oleh itu karya mural yang
banyak di sekolah telah membuka ruang untuk dikaji samaada pelajar benar-benar
menghayati mural kerana melaluinya dapat ketahui tahap intelektual mereka terhadap seni tampak.
Menurut Izani (2000),bagi mengapresiasi
sesuatu karya seni, seseorang haruslah mampu menguasai dan mengetahui latar
belakang karya seni yang diapresiasi dan juga dapat menyelami perasaan dan
keinginan seniman. Apa yang menjadi masalah ialah karya seni mural di
sekolah banyak dihasilkan tanpa mengambil kira elemen-elemen penting seperti
formalistik seni, budaya dan lain-lain yang sangat penting. Bagi memberi
kefahaman tentang seni apresiasi perlu dilakukan. Sebagaimana yang diketahui
tujuan apresiasi seni adalah untuk penikmatan, penghayatan, pemahaman dan
penghargaan terhadap hasil seni. Jadi
melalui aparesiasi diharapkan nanti dapat mendidik pelajar agar lebih celik
seni.
Pelajar yang kurang celik seni tidak akan
menghargai karya mural yang dihasilkan seterusnya turut tidak memahami dan
menghargai seni tampak. Oleh itu jika apresiasi dapat dilakukan warga
sekolah dapat mempelajari, menghayati dan menghargai seni secara menyeluruh.
Justeru itu melalui kajian ini diharapkan dapat membantu agar seni tampak lebih
difahami. Menurut Mamannoor :
Makna
penghargaan dapat ditafsir sebagai suatu sikap atau tindak seseorang
terhadap sesuatu setelah mampu mencapai pemahaman, maka jika istilah apresiasi
digunakan sebagai pengantar pemahaman, tentulah sudah mengalami kekeliruan
tafsir, sebab apresiasi memang bukan sesuatu yang bersifat untuk mengantarkan
seseorang untuk memahami, malainkan untuk menandai adanya pemahaman dengan
sikap atau tindak menghargai. Ungkapan menghargai baru bisa diungkapkan tatkala
sesuatu sudah difahami dan patut serta layak untuk dihargai.
Apabila
pemahaman tentang apresiasi seni sudah cukup jelas, barulah proses apresiasi
dapat dilakukan dengan sempurna. Oleh itu satu kaedah perlu dicari dalam
menyampaikan pemahaman ini.
1.5
TUJUAN
KAJIAN
Mengenalpasti
bentuk dan jenis mural yang terdapat di sekolah menengah daerah Keraian Perak.
Mengetahui
tahap apresiasi pelajar dan warga pendidik sekolah menengah daerah Kerian
terhadap mural yang terdapat di sekolah mereka.
Mengetahui
tahap keberkesanan atau peranan pendidikan seni di sekolah menengah kearah
melahirkan pelajar dan warga pendidik yang ”celik seni”.
1.6 FAEDAH KAJIAN
Hasil penyelidikan ini diharap akan
memberikan maklumat baru terhadap pendidik seni terhadap nilai intelektual seni di kalangan pelajar dan
warga pendidik. Antara faedah yang diperolehi dari kajian ini adalah:
1.6.1
Dapat dijadikan tolak ukur tahap intelektual seni dikalangan pelajar
sekolah menengah dan warga pendidik.
1.6.2
Dapat
dijadikan ukuran kualiti p&p guru pendidikan seni.kurikulum.
1.6.3
Dapat
dijadikan ukuran kualiti kurikulum pendidikan seni
( boleh masukkan dalam persoalan kajian)
melalui mural sebagai media apresiasi seni di
sekolah. Kemampuan mural bertindak sebagai media apresiasi dapat dilihat dari
sudut kemahiran berinteraksi yang boleh dikuasai oleh pelajar. Kemahiran
berinteraksi di dalam konteks merujuk kepada kemampuan interaktiviti di antara
pelajar dan mural yang dipamerkan. Mural boleh meningkatkan kemahiran pelajar
untuk berinteraksi secara visual. Proses interaksi ini dilakukan melalui
apresiasi seni yang diselia dan dibantu penerangan guru seni.
Kajian
ini diharapkan boleh membentuk pandangan yang positif dari pelajar, terhadap
seni tampak melalui apresiasi yang betul dan seterusnya meningkatkan lagi
kualiti mata pelajaran pendidikan seni visual selari dengan matlamat pendidikan
seni visual sekolah menengah seperti berikut;
“Matlamat Pendidikan
Seni Visual Sekolah Menengah adalah untuk membentuk keperibadian generasi
Malaysia yang celik budaya, mempunyai nilai-nilai estetik yang tinggi,
imaginatif, kritis, kreatif, inovatif, inventif. Kandungan kurikulum berupaya
membantu murid meningkatkan rasa kesyukuran terhadap Tuhan, menghargai
keindahan alam persekitaran, keindahan seni dan warisan bangsa serta dapat
menyumbang ke arah pembangunan diri, keluarga, masyarakat dan negara, selaras
dengan hasrat Falsafah Pendidikan Kebangsaan,”
Melalui
kajian ini juga dapat diketahui impak yang terhasil dari apresiasi seni
samada dapat membantu pelajar untuk
lebih celik seni. Ini kerana melalui
apresiasi dapat mengambarkan proses, membuat hubungkait dan membentuk persepsi
terhadap seni. Kajian ini juga melihat kefahaman pelajar terhadap seni tampak
dan bagaimana mereka menghargai karya seni mural ini seterusnya terhadap
lain-lain karya seni.
1.7
KERANGKA TEORETIKAL
* Dalami falsafah Estetik – Ibrahim titus Bukhard, Fx Muji Sutrisno
*Teori Estetik dan Teori Budaya perlu dimasukkan – teori Culture oleh
Reymond Willaim
Kajian ini dijalankan mengikut
penyelidikan kualitatif. Teori Estetika dan Teori Budaya digunakan sebagai
landasan untuk mendapatkan jawapan kepada persoalan-persoalan kajian yang
ditimbulkan. Menurut Herbert Read dalam
membuat pengamatan estetika kita
harus melakukan tiga tingkat aktiviti;
Pertama, ialah pengamatan terhadap
kualiti material, warna, suara, sikap dan banyak lagi reaksi lainya; kedua
ialah penyusunan dari hasil pengamatan tersebut menjadi bentuk dan pola yang
menyenangkan, ketiga; iaitu bila susunan tadi itu dihubungkan dengan emosi dan
perasaan yang dirasakan sebelumnya. Maka dapatlah dikatakan bahawa emosi dan
perasaan itu diekspresikan.
Edmund Burke Feldman – menyatakan
bahawa apresiasi pada dasarnya adalah perbincangan mengenai seni tampak.
Perbincangan ini bertujuan untuk mencipta pemahaman:
Tujuan apresiasi seni ialah untuk
memberi pemahaman yang paling tepat
untuk memperolehi maklumat berkaitan
dengan mutu karya seni dan membina persepsi terhadapnya.
Kebolehan guru memberi pengalaman dan penggunaan
kaedah yang betul dapat memenuhi keperluan komunikasi pelajar ini di jelaskan
Kenneth M. Lansing:
Teori Kenneth M. Lansing (1971)- dalam
bukunya, Art, Artists and Art Education
menyatakan, melalui aktiviti Pendidikan Seni yang dilaksanakan ia boleh menjadi
suatu cabang komunikasi.
Teori Falk dan Dierking - menjelaskan
bahawa keinginan manusia untuk belajar turut dipengaruhi oleh persekitaran yang
membina. Oleh itu pemilihan lokasi bagi menjalankan proses pembelajaran perlu
menitikberatkan soal sumber atau bahan bagi membentuk proses mengajar yang
boleh digunakan sepenuhnya bagi tujuan tersebut.
1.8 Hipotisis (huraikan isi ini)
* Pandangan org ramai mural
hanya sebagai hiasan dlm aspek formal.
* Bagaimana pandangan org ramai
/pelajar mengenai murak dlm aspek content
* Tak ramai org/pelajar tak ambil
tahu tentang content
* Kerana mereka tak mau tahu atau
tak tahu.
* Kalau mereka tak tahu content
kenapa jadi sedemikian.
* Keberkesanan kurikulum dan p&p
pendidikan seni (sejauhmana)
1.9 METODOLOGI KAJIAN
Metodologi kajian adalah ilmu-ilmu
kaedah kajian. Bagi mempermudah dan menyempurnakan sesebuah kajian penyelidik
harus memilih kaedah yang bersesuaian
bagi menjamin kualiti penyelidikan atau dengan kata lain untuk
memastikan persoalan kajian terjawab dengan baik. Kajian ini dibuat dalam
bentuk kualitatif deskriptif.
1.9.1
Pendekatan Kajian
Dalam kajian yang berasaskan teori
pendekatan kajian adalah bidang ilmu yang digunakan mendekati atau
menyelesaikan persolan yang hendak di kaji. Dalam kajian ini pendekatan kajian
yang digunakan adalah pendekatan estetik dan pendekatan budaya.
1.9.2
Jenis Data
Tiga
jenis data digunakan dalam kajian ini terdiri dari data bercetak, data lisan
dan data artifak
1.9.2.1 Data Bercetak
Data bercetak adalah data-data dalam
bentuk tulisan seperti inskripsi, tulisan, majalah, jurnal atau buku-buku.
1.9.2.2 Data Lisan
Data lisan adalah data-data dari
cerita-cerita, atau sumber lisan yang lain. Dalam kajian ini data lisan adalah
cerita-cerita dari pelajar dan warga pendidik
1.9.2.3 Data artifak
Data artifak adalah data-data dari produk
hasil ciptaan manusia. Dalam kajian ini data artifak adalah dari mural-mural
yang terdapat di sekolah-sekolah.
1.9.3
Sumber Data
Tiga
kategori sumber data digunakan dalam kajian ini seperti sumber primer, sumber
sekunder dan sumber tertier.
1.9.3.1
Sumber
Data Primer
Sumber
data primer adalah data utama dari orang atau produk yang dikaji. Dalam kajian
ini data primer diperolehi dari pembuat mural, pelajar dan warga pendidik di
daerah Kerian Perak.
1.9.3.2
Sumber Data Sekunder
Sumber data
skunder adalah data yang diperolehi dari sumber data yang kedua seperti dari
tulisan-tulisan, buku-buku atau cerita-cerita. Dalam kajian ini sumber sekunder
diperoleh dari tulisan atau pendapat ibubapa atau penduduk setempat.
1.9.3.3
Sumber Data Tertier
Sumber data
tertier adalah data yang diperoleh dari sumber ketiga. Dalam kajian ini sumber
tertier adalah tulisan-tulisan yang diperolehi dari pejabat pendidikan daerah
dan pejabat daerah.
1.9.4
Kaedah Pengumpulan Data
Dalam kajian ini, pengumpulan data
dilakukan dengan beberapa kaedah antaranya adalah kaedah temuramah, kaedah
pemerhatian dan kaedah kajian pustaka.
1.9.4.1
Kaedah Temuramah
Data dalam
bentuk lisan dikumpulkan dengan kaedah temuramah. Antara kaedah temuramah yang
digunakan adalah kaedah temuramah bebas dan kaedah temuramah petunjuk umum.
Semasa proses temuramah teknik rakaman audio digunakan untuk mempermudahkan
penyelidik.
1.9.4.2
Kaedah Pemerhatian
Data dalam
bentuk artifak dan tingkahlaku dikumpulkan dengan menggunakan kaedah
pemerhatian. Semasa proses pemerhatian teknik rakaman audio visual digunakan
untuk mempermudahkan penyelidik.
1.9.4.3
Kaedah Kajian Pustaka
Data bercetak
pula dikumpul dari dokumen-dokumen, tulisan-tulisan dari pihak Pejabat Pelajaran Daerah dan Pihak
Pentadbiran sekolah. Selain dari data
tersebut buku-buku dan kajian sebelumnya
yang bersesuaian dengan kajian juga diambil kira.
1.9.5
Kaedah Verifikasi Data
Setelah
proses pengumpulan data dilakukan, kesemua data-data yang diperolehi perlulah
ditentukan kesahannya. Kaedah verifikasi data dapat dilakukan melalui
pemerhatian ke atas empat kriteria iaitu darjah kepercayaannya (credibility),
pemindahan (transferability), pergantungan (dependability), dan pengesahan
(confirmability). Data yang telah
dikumpulkan dipastikan darjah kepercayaannya melalui beberapa jenis pengesahan.
Data yang sah digunapakai manakala data yang diragui keabsahannya digantung
sebagai data yang samar.
1.9.5.1 Triangulasi Data
Triangulasi
merupakan satu teknik menentukan keesahan data dengan membuat perbandingan di antara data - data yang
diperolehi. Bagi memastikan data yang diperolehi adalah sah darjah
kepercayaannya, beberapa kaedah triangulasi dibuat seperti pemerhatian dalam
tempoh yang panjang, keesesuaian dengan
teori yang digunakan, perbincangan dengan pakar dalam bidang yang bersesuaian
dengan sumber data dan pemeriksaan kembali di kalangan pengkaji. Segala data
yang diperolehi disesuaikan dengan data-data yang lain sebagai contoh, foto
yang diambil semasa kaedah pemerhatian disesuaikan dengan teori yang diperoleh
dari buku-buku untuk menentukan keesahan data.
1.9.5.2 Pemindahan Data
Data-data
yang telah disahkan seterusnya dikelompokkan mengikut kelompok sumber. Sebagai
contoh data-data yang berkaitan dengan estetik dikelompokkan dalam sub estetik.
Setelah semua data yang telah diverifikasi terkumpul pengkaji membuat huraian
terperinci (thick description) terhadap data - data yang diperolehi dengan
mengaitkan suatu data dengan suatu data yang lain.
1.9.5.3 Penggantungan Data
Pergantungan
data merupakan kriteria verifikasi data yang terakhir sebelum membuat
penafsiran. Pengkaji telah membuat penafsiran dengan melakukan audit
kebergantungan di mana ia merupakan pemeriksaan data-data yang diperoleh dengan
melihat saling kebergantungan setiap data sehingga akhirnya membentuk satu
dapatan yang dapat dipercayai. Audit pengesahan digunakan bagi mendapatkan
pengesahan melalui rujukan penyelidik lain, buku-buku, penulisan terdahulu dan
sebagainya supaya data yang diperoleh dapat digunapakai.
1.9.6
Kaedah Analisis Data
Penelitian
data-data terkumpul yang telah diverifikasi sama ada data bertulis seperti
dokumen-dokumen, transkrip, pengunjuran, rekod-rekod catatan, dan gambar -
gambar yang dirakam dalam proses mengumpul data dianalisis bagi tujuan
menyelesaikan persoalan kajian yang dikaji.
Proses
menganalisis data dimulakan dengan melakukan penelitian ke atas semua data yang
telah dikumpulkan dari pelbagai sumber data. Data yang terkumpul ini kemudian
dirangkumkan dengan memperlihatkan saling berkaitan di antara setiap data. Data-data ini pula seterusnya disusun ke
dalam unit - unit berlainan mengikut katogorinya.
Catatan
dilakukan ke atas data - data yang sudah dikelaskan bagi mengelak pengkaji
daripada terlepas pandang, leka, lalai, tertinggal, tersalah tafsir ataupun
terlupa maklumat yang diperolehi. Akhirnya pengkaji membuat huraian dengan
menganalisis dan mentafsir data. Dalam
tempoh kajian, data yang dikumpulkan sentiasa dianalisis secara induktif selama
penelitian berlangsung dengan mengolah data - data supaya dapat diterjemahkan
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca, difahami dan diinterpretasikan.
1.9.7
Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang diverifikasi telah di interepetasi proses penarikan
kesimpulah dlakukan. Proses penarikan kesimpulan adalah merupakan jawapan dari
persoalan yang dikaji.
!.9.8 POPULASI
DAN SAMPLE
1.9.8.1 Populasi
Populasi kajian
terdiri dari pelajar sekolah dan warga pendidik sekolah menengah di sekolah
terpilih di daerah Kerian Perak
1.9.8.2 Sample
Pemilihan sample
dibuat secara rawak menggunakan pendekatan ?
1.10 PERANCANGAN PENULISAN
TESIS
Bab 1 Pendahuluan (disesuikan dgn
proposal)
1.1 Pendahuluan
1.2 Latar Belakang Persoalan
1.3 Persoalan Kajian
1.4 Fokus Kajian
1.5 Tujuan Kajian
1.6 Faedah Kajian
1.7 Landasan Teori
1.8 Metodologi Kajian
1.9 Perancangan Penulisan Tesis
Bab 2 Latar Belakang Sejarah dan
Sosio Budaya Daerah Kerian Perak
2.1. Latar Belakang Sejarah Daerah Kerian
2.2. Latar belakang Sosio Budaya Daerah
Kerian
-
Struktur
penduduk
-
Demografi
-
Ekonomi
-
Pendidikan
2.3 Latar Belakang Sejarah Sekolah Yang
Dikaji
-
Jenis
sekolah
-
Kategori
sekolah
-
Pencapaian
sekolah
-
Iklim/suasana
sekolah
-
Warga
pendidik
-
Pelajar
Bab 3 Jenis Mural yang Terdapat di
Sekolah Daerah Kerian Perak
3.1 Mural Pelengkap
3.2 Mural Estetik
3.3 Mural Seni
3.4 Lokasi Mural di Sekolah
Bab 4
Tahap Apresiasi Mural Di kalangan Pelajar dan Warga Pendidik Daerah Kerian
4.1 Tahap Apresiasi Mural di kalangan Pelajar
sekolah Menengah Di daerah Kerian
4.2
Tahap Apresiasi Seni di kalangan Warga Pendidik Daerah Kerian
Bab 5 Kesimpulan dan Cadangan
5.1 Kesimpulan
5.2 Cadangan
* Sertakan Bibliografi di akhir proposal
PROSES MEMBUAT CERAMIK (UPSI)
memahami proses merekabentuk dan menganalisa segala
permasalahan yang timbul dalam teknologi pembuatan seramik
lanjutan seramik. di studio seramik upsi!
Subscribe to:
Posts (Atom)